Dhieno: Trust Indonesia Jangan Rusak Demokrasi di Banjarbaru

PORTALKABARBANUA.COM-Pernyataan Direktur Riset Trust Indonesia, Ahmad Fadhli yang menyebut petahana Wali Kota Banjarbaru, H Muhammad Aditya Mufti Ariffin, SH, MH terancam tak bisa maju dalam Pilkada Banjarbaru dinilai tidak berdasar. Hal tersebut, disampaikan pengamat hukum dan politik Banjarbaru, Dhieno Yudhistira, SH, MH, CPArb, CPM.

“Trust Indonesia menyebut petahana Wali Kota belum memiliki dukungan partai. Padahal jelas-jelas, Aditya sudah mendapat rekom resmi dari DPP PPP dan DPP PKB.  Masing-masing memiliki 3 kursi, maka syarat 6 kursi untuk Aditya maju sudah terpenuhi,” tandas Dhieno.

Dikatakan Dhieno, rekom resmi dari DPP PPP dan PKB itu pun bukan rahasia lagi di kalangan warga Banjarbaru. Sebab baik PPP maupun PKB Banjarbaru, telah mengumumkan ke publik Banjarbaru terkait dukungan mereka. Bahkan, pengurus-pengurus DPC PPP dan PKB Banjarbaru serta relawan sudah pula membentuk tim pemenangan dan bergerak menyosialisasikan calon dukungan mereka, H. Muhammad Aditya Mufti Ariffin, SH, MH berpasangan Drs. H. Said Abdullah, MSi.

“Sehingga, agak aneh dan kurang elok ketika Trust Indonesia menyebut Aditya belum memiliki tiket pencalonan,” sebut Dosen Luar Biasa Universitas Achmad Yani Banjarmasin tersebut.

Adapun terkait kepastian, Ketua Dewan Sengketa Indonesia Wilayah Kalimantan Selatan memang mengakui, dalam politik tidak ada hal yang pasti kecuali sudah benar-benar terjadi. Namun, tandasnya, itu tidak hanya berlaku bagi Wali Kota Petahana Aditya Mufti Ariffin.  “Semua yang sudah mendapat rekom DPP Partai saat ini, tidak ada yang pasti kecuali benar-benar sudah didaftarkan ke KPU nantinya. Artinya, tidak hanya Aditya, calon lain pun berlaku demikian,” urai Dhieno.

Jebolan S1 dan pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat itu pun, meminta Trust Indonesia tidak mengganggu dan merusak suasana berdemokrasi di Banjarbaru dengan framing dan penggiringan opini yang tidak sehat.

“Kami mohon, jangan rusak demokrasi di Banjarbaru, hanya untuk mendapatkan kekuasaan semata,” pintanya.

Dhieno kemudian mengajak seluruh pihak untuk mewarnai demokrasi di Banjarbaru dengan sehat tanpa membuat berita hoax.

“Saya yakin warga Banjarbaru cerdas dalam memilih pemimpin untuk kemajuan kota kelahiran dan tempat tinggal mereka. Izinkan kami di Banjarbaru berpesta politik dengan banyak pilihan calon. Jangan diframing dan jangan menggiring opini publik, apalagi dengan dasar yang tidak benar,” tutup peraih gelar CPArb dan CPM dari Dewan Sengketa Indonesia tersebut.***